Hari ini, Pak Irman masih memakai baju hitam putih, seperti biasanya. Tetapi, dia tidak berdiri di lapangan Pemda dengan seragam Korpri seperti yang seharusnya. Sebaliknya, dia menerima sebuah map berisi Surat Keputusan (SK) Pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2023. Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi atas jasa beliau yang telah mengabdi selama belasan tahun sebagai seorang guru.
Pak Irman, yang sudah K2, telah menempuh perjalanan yang panjang untuk mencapai titik ini. Dari desa Sitinjau Laut ke Sungai Renah, kecamatan Kayu Aro Barat, setiap hari beliau mengajar di SD Sungai Renah. Meski jaraknya begitu jauh, bahkan lebih jauh lagi jika kita mempertimbangkan usia beliau yang tidak lagi muda.
Perjalanan hidup Pak Irman penuh dengan pengorbanan. Dari naik mobil umum hingga kini menggunakan motor sendiri, dari jalan tanah hingga kini telah diaspal. Namun, nasib beliau belum berubah. Sungguh miris, bukan?
Pada ujian PPPK tahun 2023 lalu, Pak Irman mendapatkan nilai 500 poin, sebuah prestasi yang luar biasa. Bagi kategori khusus seperti K2, ini merupakan nilai yang sangat memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) PPPK. Tetapi, beliau dan teman-temannya bukanlah orang yang berkuasa atau memiliki banyak uang. Mereka adalah orang-orang biasa yang terus berjuang dalam keterbatasan mereka.
Namun, meski dalam keterbatasan itu, Pak Irman tidak pernah kehilangan semangat. “Abah,” begitu mereka memanggilnya dengan penuh rasa hormat, terus berjuang. Mereka yakin bahwa Tuhan tidak tidur, bahwa keadilan akan diberikan pada waktunya. Mereka membiarkan orang-orang mengenal Pak Irman sebagai sosok guru tanpa tanda jasa dan apresiasi yang layak, tetapi penuh dengan dedikasi dan cinta pada ilmu pengetahuan serta anak didiknya.